Pagi itu hari Senin tahun ajaran baru di sekolah, semua murid berbaris rapi di lapangan untuk mengikuti upacara, juga penyambutan siswa baru yakni adik-adik kelas 1 yang baru pertama merasakan bangku sekolah. Terlihat wajah-wajah ceria yang terpancar dari wajah seluruh anak yang sudah berbaris rapi di lapangan, tidak terkecuali Deni. Sekarang Deni sudah duduk di kelas 5 SD, sudah menginjak dewasa, dan menurutnya dia tidak usah disuruh-suruh lagi dalam mengerjakan sesuatu, ini sangat menyenangkan baginya yang merasa tidak perlu diatur-atur lagi oleh orangtuanya untuk selalu giat belajar serta tidak diatur-atur Mbak Yem, pembantunya kala dia asyik main PS sementara jam makan siang sudah tiba.
Tetapi, meski usia Deni sudah hampir 11 tahun, dia masih saja sering bermain-main hingga larut petang baru baru pulang ke rumah. Selepas sekolah dan makan siang, ia langsung asyik bermain di luar rumah dengan teman-temannya, entah itu bersepeda, bermain PS atau sepak bola. Malamnya Deni jadi tidak belajar karena sangat capek sehingga selepas makan malam langsung tidur. Jika ada PR dari sekolah Deni akan ngebut mengerjakan pukul 6.00 pagi sebelum ke sekolah, dan apabila tidak selesai dia melanjutkan pekerjaannnya itu di sekolah, sungguh tidak efektif.
Sejak kelas 1 hingga kelas 4, Deni pulang sekolah pukul 11 siang, jadi selepas itu ia tidak ada kegiatan di sekolah dan selalu saja waktunya dihabiskan untuk bermain-main. Namun di kelas 5 ini jadwal sekolahnya menjadi lebih panjang sampai pukul 1 siang karena ada jam tambahan dari sekolah, selain itu lebih banyak PR dari sekolah agar siswa selalu memanfaatkan waktunya untuk belajar.
Hal tersebut yang dikeluhkan Deni, karena jarak rumahnya jauh dari sekolah, maka pulang jam 1 adalah "momok" baginya yang harus berpanas-panas pulang ke rumah, Deni biasa pulang dengan berjalan kaki, sekitar 30 menit. Sampai di rumah setelah berganti pakaian, karena perut yang lapar dia meronta meminta makan pada Mbak Yem yang beruntung sudah menyiapkan makanan untuknya. Segera saja Deni melahap makanan itu. Selepas makan siang Deni seperti biasa pergi berkumpul dengan temannya untuk bermain. Namun, baru saja akan keluar dari rumah, Deni teringat bahwa da PR Matematika dan IPS yang harus dikumpulkan besok. Deni berpikir sejenak apakah ingin mengerjakan atau tidak, namun bayangan gurunya yang sama-sama galak membuat dia ragu sehingga dia memutuskan kembali ke kamarnya dan mengambil buku PR. Dia sadar sudah kelas 5 PR nya pasti sulit dan tidak akan mungkin selesai bila dikerjakan besok pagi sebelum sekolah.
Dengan malas-malasan Deni buka buku PR nya "wah tugasnya banyak sekali" keluh Deni. Mbak Yem yang akan memasukkan baju bersih yang sudah disetrika ke kamar heran melihat Deni yang tidak pergi bermain "lho Mas tumben belum main, biasanya sudah makan langsung keluar rumah" kata Mbak Yem "nggak jadi Mbak, aku baru ingat ada banyak PR buat besok" keluh Deni malas "ealah Mas biasanya kan dikerjakan pagi-pagi, kenapa Mas, PR nya susah ya ?" tanya Mbak Yem "Iya mbak. Matematika dan IPS, susah semua, maklum pelajaran kelas 5 tambah susah" jawab Deni "Nggak mungkin susah Mas, kalau Mas Deni rajin belajar dan membaca buku pelajaran, disitu pasti sudah diajarkan semua" kata Mbak Yem.
Dalam hati Deni berpikir "benar juga, dari dulu aku jarang sekali membuka buku pelajaran kecuali kalau ada ulangan, waktu mengerjakan PR pun aku nggak pernah buka buku pelajaran karena buru-buru" batin Deni, selama ini dia memang malas membaca buku, segera saja dia menyambar buku pelajarannya, buku paket yang disediakan sekolah untuk panduan belajar siswa "bagaimana mas, kalau ada yang sulit sini Mbak Yem bantu" kata pembantunya itu yang sudah selesai memasukkan baju ke lemari Deni "memang Mbak bisa ?"tanya Deni heran, Mbak Yem tertawa " ya bisa dong mas, dulu Mbak juga sekolah walau cuma sampai tamat SD saja" kata Mbak Yem "Mas Deni harus rajin belajar biar bisa terus lanjut sekolah, biar jadi pintar, kalau bisa jadi juara kelas. Jadi juara itu butuh proses lho mas, ya dengan belajar" lanjutnya. "Iya Mbak, dari Dulu Deni selalu diminta mama dan papa buat belajar tekun biar Deni bisa jadi juara kelas, tapi Deni malah lebih suka bermain" sesal Deni "Mulai sekarang berarti Mas harus rajin belajar, kalau Mas Deni jadi juara kelas pasti mama dan papa senang sekali" kata Mbak Yem
Deni mengaggukm paham, lalu dia mengerjakan matematika terlebih dahulu, Mbak Yem membukakan materi dari buku pelajaran "tentang bangun ruang ya mas, ini teorinya sudah ada disini semua Mas Deni tinggal mencontoh rumus yang ada disini"kata Mbak Yem "wah iya mbak, kalau begini pasti cepat selesai tugasnya" kata Deni riang. Beberapa saat kemudian Deni tampak serius mengerjakan soal matematika yang terdiri dari 15 soal itu, Mbak Yem menunggui dengan sabar, takut anak majikannya ini bosan dan jenuh sehingga akan memilih untuk bermain, baru kali ini Deni mau mengerjakan PR sepulang sekolah.
Sekitar 30 menit kemudian, Deni selesai dengan PR matematikanya, senyum terpancar dari wajahnya yang putih itu "ayo Mbak sekarang PR IPS yang belum"kata Deni "Iya mas, PR nya tentang macam-macam kebudayaan di Indonesia, di buku sudah ada, Mas Deni baca dulu bukunya biar bisa mengerjakan"Kata Mbak Yem, segera saja Deni membaca buku IPS sambil sesekali menuliskan jawaban di buku PR.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, PR Deni sudah selesai "terimakasih ya mbak sudah menemani Deni belajar" kata Deni "Iya mas sama-sama, besok lagi mengerjakan PR siang saja mas, kan enak nggak usah terburu-buru, lalu malamnya bisa buat belajar yang lain" kata Mbak Yem. "Iya Mbak, Deni janji akan rajin belajar biar bisa jadi juara kelas, hehehe" kata Deni. Tiba-tiba terdengar suara Mama dan Papa Deni yang pulang dari bekerja "Den tumben kamu tidak main"goda Papa "Deni habis mengerjakan PR pa, ditemani Mbak Yem, nanti malam mau belajar lagi" kata Deni "Wah bagus itu, gitu dong Den belajar yang rajin, kamu sudah kelas 5 lho. Nanti malam mama akan menemani kamu belajar materi buat pelajaran besok"kata Mama "wah iya Ma, mulai sekarang Deni mau rajin belajar biar bisa jadi juara kelas di kelas 5 ini, Deni nyesel dari dulu nggak rajin belajar" kata Deni " Bagus Den, belajar tekun itu satu proses kalau kamu mau jadi juara " kata Papa senang
Deni memang sudah sadar, dia belajar dari kesalahannya di masa lalu yang menyia-nyiakan waktu luangnya dengan tidak belajar tekun. Mulai saat itu Deni selalu rajin belajar, setiap siang mengerjakan PR di rumah, dan malamnya belajar untuk materi besok pagi. Tak lupa juga dia rajin membaca buku pelajaran untuk menambah wawasannya. Hasilnya pada pembagian rapor kelas Deni mendapatkan juara 1, dia bersorak senang sekali "Terimakasih Mama, Papa dan Mbak Yem, berkat dukungan kalian aku bisa." Kata Deni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar