Ceritanya nih saya dan teman2 sekelas
ada jadwal untuk mengikuti tes TOEFL. tes ini memang rutin diadakan dari
pihak jurusan yang meminta komting untuk mengkoordinasi nya, mulai dari
pendaftaran, pembayaran sampai koordinasi jadwal tes. Nah biayanya itu
Rp XX Telah kami lunasi seminggu sebelum ujian dilaksanakan. Kami
sepakat memilih jadwal tes hari Rabu, 23 April 2014 pukul 11.00. hal itu
karena kami kuliah hanya setengah hari, namun melewatkan 1 makul untuk
diliburkan sementara.
Dulu jaman SMA kelas XII saya sudah pernah mengikuti tes ini dari sekolah, namun hasilnya masih jauh dari harapan. Jujur, kemampuan saya dalam berbahasa Inggris memang kurang, ya hanya rata2 air saja, namanya juga bahasa Inggris, bahasa yang Go Internasional ini kudu dan wajib untuk bisa dikuasai oleh semua orang di jaman modern ini.
Sebenarnya
sih pemberitahuan akan adanya tes TOEFL ini sudah diumumkan sekitar 2
bulan sebelum pelaksanaan. saya sendiri sudah sangat lama mengetahui
akan adanya tes TOEFL sejak semester 2 melihat pengalaman kakak tingkat
yang waktu itu semester 4. Namun entah godaan dari mana, saya kurang
persiapan. sepertinya malas sekali rasanya membuka-buka buku TOEFL.
apalagi kan berbahasa Inggris, pasti susah. sebenarnya saya juga dari
dulu sudah "horror" duluan kalau sama mapel B.Inggris. susah. di rumah
saya juga tidak ada buku TOEFL, padahal seingat saya dulu waktu SMA
masih ada namun sejkarang entah kemana. saya baru membeli buku TOEFL
sekitar satu bulan menjelang ujian, sangat mepet karena ternyata banyak
sekali materi yang perlu dipelajari. sebenarnya materi itu sudah banyak
sekali diajarkan jaman sekolah dulu dan jaman awal-awal kuliah, namaun
entah saya tidak ingat semuanya, yang saya ingat hanya dikit2 itupun
masih banayk yang salah. Untuk bisa lulus TOEFL ini, kita harus
memperoleh skor minimal 400, jika tidak maka ada remedialnya.
Saya
rasanya sangat malas sekali untuk mempelajarinya, ditambah adanya
tugas2 kuliah yang sering kami dapatkan membuat fokus untuk TOEFL
menjadi tidak maksimal, saya lebih fokus mengerjakan tugas dari dosen.
teman2 saya pun sebagian besar mengalaminya. kami mulai panik seminggu
sebelum ujian dilaksanakan. kami jadi sering membawa buku TOEFL ke
kampus untuk sekedar berlatih soal. dari banyak soal yang benar hanya
sedikit selkali, tidak sampai 10 point. wah alamat buruk nih, batin
saya. sempet nyesel juga sih kenapa nggak belajar dari dulu ? kenapa
nggak fokus ? kenapa dan kenapa lain yang membuat saya jadi pesimis akan
ujian ini. mau tidak mau ujian ini harus tetap dilaksanakan juga.
Sialnya
lagi, pelaksanaan TOEFL test ini dibarengi juga dengan pelaksanaan
ujian tengah semester (UTS) di kampus. karena tidak terjadwal, maka
dosen memberikan UTS ini kalau sudah memenuhi jam perkuliahan efektif.
Nah jadwal makul UTS Literasi Informasi (LI) juga dilaksanakan hari
Rabu. Nah fokus saya terpecah lagi antara belajar TOEFL dengan LI. Maka
H-1 / Selasa malam sebelum pelaksanaan saya pun mencoba untuk lebih
fokus. Pertama saya mempelajari materi LI dulu yang terdiri dari 3
materi pertemuan sama 1 materi jurnal ilmiah kelompok, saya belajar LI
sebentar saja karena sebelumnya sudah saya cicil belajar sedikit materi
jauh2 hari.
Selesai dengan LI saya
membuka-buka lagi materi TOEFL, saya coba pahami cara pengerjaannya,
struktur kalimatnya, dll. antara paham dan bingung saya mencoba
mengerjakan contoh simulasi tes sebaik mungkin, namun hasilnya belum
terlalu bagus, karena target 400 belum didapatkan.
Rabu
pagi, saya berangkat ke kampus mals2 an, ada 2 ujian yang harus
dihadapi hari itu. Jam 7.00-8.40 ada UTS LI, saya mengerjakan dengan
sebaik mungkin dan berharap hasilnya maksimal.
8.40-9.45
sebenarnya ada mataKuliah English for librarian, dengan berbaik hari
Pak Slamet selaku dosen pengampu membimbing kami menemukan tips dan trik
menjawab soal-soal TOEFL. tetapi karena mengajarinya sudah mepet maka
hasilnya bisa dipastikan kurang maksimal, yaa meskipun lumayan sudah
bisa menambah sedikit wawasan kami untuk ujian nanti.
pukul 10.00 kami berkumpul di pom bensin GSG untuk berangkat ke Pleburan. Yaa karena tes nya memang tidak di Tembalang. Kami tes di gedung SEU (depan Fakultas Sastra) Kampus Undip Pleburan.
Sesampainya disana, ternyata masih ada siswa yang masih tes. kami
menunggu diluar ruangan sambil melihat urutan tempat duduk dan nomer
tes. Urutan tempat duduk disesuaikan berdasarkan abjad, saya yang
berinisial A mendapat nomor urut 008, letaknya di barisan terdepan.
jam
11.15 kami mulai memasuki ruangan. Soal telah dibagikan pengawas. Ada 3
kategori soal yakni Listening 50 soal, Writing 40 soal, dan Reading 50
soal. Tahapan pertama listening kami mendengar percakapan dari speaker
audio yang sudah disediakan lalu menjawabnya dengan cara menyilang pada
kertas jawaban yang sudah disediakan. Jujur saya tidak begitu jelas
dengan ucapan operator yang keluar dari speaker, yaa karena memamng
pengucapannya cepat sekali. Masuk ke writing dan reading saya berusaha
semaksimal mungkin dan terus berdoa agar jawaban yang sudah saya isi
bisa banyak yang benar.
jam 13.10
waktu ujian selesai, stetelah saya priksa hasil kerjaan saya, saya
lantas keluar ruangan dengan rasa deg-degan yang masih sangat terasa.
Saya terus berdoa agar mendapat skor yang Maksimal. Amiiiin. Setelah tes
kamipun pulang lagi ke Tembalang.
Yaaa itu sedikit pengalaman saya dengan TOEFL yang sempat membuat saya sterss berhari-hari, karena kurang persiapan.
Maka
dari itu lain kali kalau ada apa2 persiapkanlah dengan baik agar
hasilnya maksimal. Apapun yang terjadi jangan lupa belajar yang rajin
dan berdoa dengan khusyuk agar kita elalu diberikan kemudahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar