Senin, 14 April 2014

Naskah UN ; suka duka Ujian Nasional versi pribadi

ini bukan postingan baru siih, ini aku buatnya kemaren malam tapi iseng2 pengen aku posting sekarang di blog. ini aja copyan dari facebook ku (https://www.facebook.com/asiyahhesti.pramudya ) kalau penasaran bisa dibuka, kalo ngga juga gpp :)

dri kmarn minggu sbnarnya udah pngn nulis cerita tntng #UjianNasional, sesuatu yg lagi hits stlah pemilu. Inilah saatnya. 2 tahun lalu saat masih duduk di kelas XII, stlah slsai try out ke 2 atau ke 3 tpatnya, ada satu guru (bukan wali kelas,hnya saja mngajar salah satu mapel yg di UN kan) brkata pada saya bhwa dia mengharapkan agar saya menjadi juara 1 program IPS di sekolahsaat UN nanti, yah untuk menyenangkan orangtua khususnya. 

Melihat harapannya yang begitu besar saya iyakan saja dan berjanji untukmemberikan yang terbaik.walau ada rasa pesimis saya tetap belajar dengan sungguh2 dan juga berdoa agar diberikan kemudahan. Saat UN karena bangku saya ada di bagian pojok kanan tepat di depan sendiri saya seringkali curi2 pandang kearah pengawas yang sama sekali tidak saya kenal, dan sekali2 saling tatapkepada teman saya yang kebetulan 1 paket soal dengan saya (yang ini ndak usah ditiru). 1,2,3…dan akhirnya4 hari ujian nasional berhasil saya lewati dengan baik, tinggal harap2 cemas. Selesai ujian hanya bisa berdoa. Kebetulan minggu2 pertama liburan pasca UN banyak saya isi di sekolah karena ada 1 mapel yang dilombakan dan saya masih diberi kesempatan untuk ikut( meski dapat juara harapan, peringkat 6/7). Selama berlatih saya sesekali bertemu guru motivator saya itu dan dia banyak memberikan nasihat2 serta dukungan. Saat pengumuman UN, saya melihat melalui website sekolah, saya ketik nomor peserta saya (lupa nomernya) dan dinyatakan lulus, saya mengucap Alhamdulilah berkali2 dengan ibu saya yg saat itu ada di rumah. Namun saya blm mengetahui berapa nilainya. 

Saya baru mengetahui kira2 saat mengurus surat kelulusan di sekolah.dan betapa kecewanya saat saya mengetahui bahwa saya tidak mendapatkan juara (masuk 3 besar juga tidak). Rasa kecewa itu saya pendam dlm hati. Saya kecewa karena membuat ortu kecewa, saya kecewa karena membuat guru yang mengharapkan saya juara sejak awal juga pasti kecewa. Yaah nilai saya juga tidak begitu sempurna.kalah dengan teman yang lain. Sampai akhirnya saya bertemu dengan guru yg menaruh harapan itu,saya cium tangannya dan meminta maaf karena tidak bisa memenuhi permintaannya. Beliau hanya tersenyum setengah tertawa dan memaklumi hal itu, tidak usah disesali,dan memberi nasihat serta semangatuntuk melanjutkan pendidikan di masa depan. 

Aaah kenangan indah masa sekolah. Terimakasih untuk guru yang sengaja tidak saya sebutkan namanya disini, tp semoga beliau akan selalu mengingatnya #KenanganUN #KenanganSekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peran JDIH di Era Revolusi Industri 4.0

          Pada era teknologi yang berkembang saat ini, membuat masyarakat dan pemerintah menjadi melek teknologi informasi dan melek hukum. ...