Selasa, 07 Juli 2015

Tipe-Tipe Orang Yang Ditemui Kalau Lagi Kerja Kelompok



Dalam menjalani kehidupan, kita pasti membutuhkan orang lain. Naluri sosial kita harus terpupuk untuk dapat beradaptasi dengan orang disekitar kita, entah itu tetangga, saudara, teman kampus, sampai rekan kerja. Nggak semua pekerjaan bisa kita lakukan sendiri. Adakalanya kita membutuhkan orang lain sebagai partner untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Dengan melakukan bersama-sama pekerjaan yang kita lakukan nggak mustahil pasti bisa selesai dengan waktu yang lebih cepat dan dengan hasil yang maksimal. Dengan bekerja sama kita bisa mengisi satu sama lain, sehingga kekurangan kita bisa ditutupi oleh kelebihan orang lain begitu pula sebaliknya.
Kali ini saya akan berbincang mengenai kerja kelompok. Kerja kelompok adalah kerja yang dilakukan secara bersama-sama. Namanya kerja kelompok pasti dilakukan oleh lebih dari satu orang. Bisa dua orang, tiga, lima, sampai dua puluh orang, kayak kerja bakti.
Teman-teman pasti pernah merasakan yang namanya kerja kelompok di sekolah, atau di kampus. Bahkan sampai nanti kerja pun teman-teman bakal dihadapkan sama proyek yang harus dilakukan secara tim. 
Banyak orang menyukai kerja kelompok. Alesannya mungkin pekerjaan yang dilakukan terlalu sulit sehingga harus membutuhkan kerja sama orang lain. Atau bisa juga karena kita malas buat mgerjain sendiri, jadi biar bisa terbantu oleh orang lain. Aaah alibi.
Dalam bekerja kelompok kita akan bertemu kawan yang akan menjadi partner kita dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Banyak yang percaya bahwa “baik tidaknya suatu pekerjaan nantinya ditentukan oleh rekan-rekan yang ada dalam suatu tim tersebut.” Yaa memang ada benarnya sih. Sebagai tim tentunya kita harus saling mengisi satu sama lain dong, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai ke tahap evaluasi. Weleh-weleh kayak mata kuliah manajemen aja ya teorinya, hehee.
Sadar atau tidak, dalam bekerja kelompok hampir selalu kita mendapatkan partner dengan tipe-tipe yang berbeda, hal ini dilihat dari segi wataknya. 
Penasaran? check this out aja ya…
  1. Pendiam
Tipe orang kayak gini ini ibarat “makhluk halus” yang tiap ada kerja kelompok hampir tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun, alias Cuma bengong aja.  Jadi orang itu ada, tetapi kayak enggak ada di mata teman-teman kelompok yang lain. Contohnya begini, lagi ada tugas bikin paper dan harus dipresentasiin, so pasti tiap kelompok wajib mendiskusikan tema apa yang mau diangkat, nyari bahan bacaan dimana, mau ngerjain kapan, dsb. Nah si tipe pendiam ini hanya memantau kegiatan diskusi teman-temannya dan gag ada usulan apapun. Entah karena faktor malu mau ngomong, males, atau bahkan bingung mau usul apaan. Pojok-pojoknya si tipe ini hanya mengikuti arus diskusi saja dan ketika ditanyain
“Eh gimana kamu setuju enggak sama bahasan yang tadi?”
Dia Cuma jawab “Aku sih ngikut aja.”
“….” zonk. 
Iya ikut sih boleh aja , tapi disisi lain pastinya setiap orang punya pendapat yang berbeda-beda dong, bisa kita menyanggah atau ngasih tambahan gitu, jangan diam aja. Nanti kalau semisal satu kelompok mengeluarkan ide gila buat nampilin gambar-gambar aneh/keluar dari topik pas presentasi gitu apa iya kita mau diem aja dan bilang “Saya Cuma ikutan aja,pak.” Zonk.
  1. Aktif Banget
Kalau tipe yang kayak gini, kebalikan dari yang pendiem tadi. Tipe jenis ini tuh yang diidamkan setiap kelompok karena bisa jadi orang yang punya usul paling banyak, atau bahkan malah bisa jadi yang “paling mendominasi” diantara anggota kelompok yang lain.  Ciri-ciri orang kayak gini itu ya pasti dia paling semangat waktu kumpul kalau kerja kelompok, paling sering ngasih ide, atau bisa juga paling banyak menyanggah atau menambahi usulan yang diberikan. Komunikasi yang baik pasti juga dimiliki sama orang kayak gini, dan pastinya kelompok akan “hidup” dengan adanya tipe-tipe yang kayak gini.
Tapi kita juga perlu hati-hati sama tipe yang kayak gini, meskipun kita aktif tetapi kita juga bisa menempatkan posisi yang baik. Misalkan kita mau membagi kesempatan teman yang lain buat berbicara, jadi kita jangan asal “nerocos” aja. Kalau ada yang mau nambahin usul ya kita persilahkan dengan baik. Dengan begitu jalannya diskusi kelompok dapat selalu kondusif. 
  1. Nggak Mau Disalahin
Ini adalah tipe yang paling berbahaya dalam suatu kelompok. Ciri-ciri nya itu dia ngotot mempertahankan pendapat yang dia punya, padahal menurut teman yang lain pendapatnya kurang tepat atau bahkan nggak sesuai sama topik bahasan, tetapi dia ngotot terus dan mertahanin pebdapatnya sampai akhir, nggak mau tau kalau pendapatnya dia harus dimasukkan saat presentasi nantinya. Apa boleh buat kan, daripada nantinya terjadi perang suku, atau perang bintang jadinya anggota kelompok lain Menuhin keinginannya buat masukin pendapat dia saat presentasi. Bisa dibayangin kan, wong jelas salah, masih nekat dipertahankan.
 Akhirnya waktu giliran presentasi dan disanggah sama dosen kalau jawabanya salah, orang tipe kayak gitu baru sadar atas kelakuannya. Malu nggak? pasti malu banget. Apalagi imbasnya merembet ke teman-teman yang lain.
Tetapi di beberapa kasus banyak lho orang tipe yang nggak mau disalahin meski sudah tau dia benar-benar salah. Kepepetnya orang ini bakalan ngeles terus di depan kelompoknya. Siapa yang nggak jengkel coba kalau menemui kasus yang kayak gini. Banyak-banyak evaluasi aja.
  1. Maunya Menang Sendiri
Tipe ini tuh gampangnya begini, dia nggak mau jadi ketua kelompok tetapi dia yang bebas nentuin tugas anggota kelompoknya. Atau dia mau jadi ketua kelompok tetapi mendiskriminasi anggota yang lain dengan memberikan tugas seenaknya sendiri. Misalkan dia yang jadi ketua
“Jadi nanti yang cari bahan di perpus si A.”
“Terus yang browsing jurnal di internet si B.”
“Yang ngerangkum si C.”
“Yang bikin paper si D.”
“Yang bikin presentasi sama yang mresentasiin si E.”
(Anggotanya pun langsung pada protes) “lhah terus kamu ngapain dong?”
“Aku yang mimpin jalannya kegiatan kelompok.”
“…….??!!”

b) Atau misalkan dia bukan ketua kelompok, tapi nggak mau tau
“Nanti tugasmu yang bikin presentasi ya.”
“Eh nggak mau, aku enggak bisa ndesain presentasi yang bagus.”
“Nggak papa, ntar kita yang mbantu revisi kalo ada yang kurang.”
“Pokoknya nggak mau.”
“Yaudah kalau gitu kamu yang bikin paper.”
“Nggak mau juga, aku ngga pinter kalo ngringkas bacaan.”
“hmmf, yaudah kamu pengennya kerja apa ?”
“Aku? aku yang ngeprint aja.”
“...."
Orang kayak gini pengen disate rame-rame kali ya.
  1. Bijaksana
Nah, tipe orang kayak gini itu bagaikan “malaikat” yang menyelamatkan kelompok dari goncangan (emang gempa) alias perselisihan. Jadi tipe kayak gini itu pandai menyesuaikan kondisi saat jalannya diskusi. Kalau suasana lagi bagus, orang ini pasti bisa ngasih masukan secukupnya, menyanggah seperlunya, menambahi sebisanya, atau bahkan diam-diam memantau dan mendengarkan orang lain yang lagi bicara dengan tetap fokus pada yang dibicarakan. Kalau suasana lagi nggak bagus, misalkan rebut-ribut tentang pembagian tugas yang biasanya pada pilih-pilih kerjaan, si Bijaksana pasti mau mengalah buat ditempatin di bagian kerja yang paling susah. Tipe kayak gini cocok banget buat dijadiin kepala suku alias pemimpin kelompok.
  1. Nggak Mau Tahu
Ini adalah tipe yang parah banget. Ilustrasinya gini
a)      “Eh besok ngerjain tugas ya, kamu ikutan lho.”
“Itu tugas kelompok ya? ah paling udah ada yang nyelesain.”

b)       “Eh tugasmu nyari buku di perpus udah belum?”
“Lho aku kan nggak tau tugasnya apaan, aku kemarin nggak masuk.”
“Lha kan kemarin udah dikasih tau kalau ada diskusi kelompok, kamu malah nggak datang.”
“Ah besok aja ngerjainnya, ada yang bantuin ini.”

c)      “Eh nanti sore ketemuan ya, bahas tugas kelompok.”
“Sori aku ada acara, salam buat yang lain ya.”
Ngeselin kan ? jangan mentang-mentang ini tugas kelompok bro, jadinya nyantai-nyantai aja. Ciri-ciri nya itu kebanyakan alasan, selalu menghindar, sama lari dari tanggung jawab. Tugas ini kan dibuat sama-sama otomatis juga ada pembagian tugasnya dong. Lha kalau semisal ada satu orang aja yang gag ikut, bisa dibayangin betapa kacaunya kegiatan dikusi yang akan dilakukan. Apalagi kalau sampai kebagian jatah buat nyari referensi yang merupakan kunci utama agar diskusi bisa berjalan.
Hati-hati lho, tipe yang kayak gini resikonya tinggi, yaitu dipecat dari kelompok, alias namanya dihapus dari daftar kelompok dan presentasi. 
Demikian sekelumit tipe-tipe orang kalau lagi kerja kelompok. Tipe mana yang sering teman- teman temui ? dan teman-teman sendiri kira-kira nih masuk ke golongan yang mana ? heheeee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peran JDIH di Era Revolusi Industri 4.0

          Pada era teknologi yang berkembang saat ini, membuat masyarakat dan pemerintah menjadi melek teknologi informasi dan melek hukum. ...