Dalam menjalani
kehidupan, kita pasti membutuhkan orang lain. Naluri sosial kita harus terpupuk
untuk dapat beradaptasi dengan orang disekitar kita, entah itu tetangga,
saudara, teman kampus, sampai rekan kerja. Nggak semua pekerjaan bisa kita lakukan
sendiri. Adakalanya kita membutuhkan orang lain sebagai partner untuk
menyelesaikan pekerjaan itu. Dengan melakukan bersama-sama pekerjaan yang kita
lakukan nggak mustahil pasti bisa selesai dengan waktu yang lebih cepat dan
dengan hasil yang maksimal. Dengan bekerja sama kita bisa mengisi satu sama
lain, sehingga kekurangan kita bisa ditutupi oleh kelebihan orang lain begitu
pula sebaliknya.
Kali ini saya akan
berbincang mengenai kerja kelompok. Kerja kelompok adalah kerja yang dilakukan
secara bersama-sama. Namanya kerja kelompok pasti dilakukan oleh lebih dari
satu orang. Bisa dua orang, tiga, lima, sampai dua puluh orang, kayak kerja
bakti.
Teman-teman pasti
pernah merasakan yang namanya kerja kelompok di sekolah, atau di kampus. Bahkan
sampai nanti kerja pun teman-teman bakal dihadapkan sama proyek yang harus
dilakukan secara tim.
Banyak orang menyukai
kerja kelompok. Alesannya mungkin pekerjaan yang dilakukan terlalu sulit
sehingga harus membutuhkan kerja sama orang lain. Atau bisa juga karena kita
malas buat mgerjain sendiri, jadi biar bisa terbantu oleh orang lain. Aaah
alibi.
Dalam bekerja kelompok
kita akan bertemu kawan yang akan menjadi partner kita dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Banyak yang percaya bahwa “baik tidaknya suatu pekerjaan
nantinya ditentukan oleh rekan-rekan yang ada dalam suatu tim tersebut.” Yaa
memang ada benarnya sih. Sebagai tim tentunya kita harus saling mengisi satu
sama lain dong, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai
ke tahap evaluasi. Weleh-weleh kayak mata kuliah manajemen aja ya teorinya,
hehee.
Sadar atau tidak, dalam
bekerja kelompok hampir selalu kita mendapatkan partner dengan tipe-tipe yang
berbeda, hal ini dilihat dari segi wataknya.
Penasaran? check this
out aja ya…
- Pendiam
Tipe
orang kayak gini ini ibarat “makhluk halus” yang tiap ada kerja kelompok hampir
tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun, alias Cuma bengong aja. Jadi orang itu ada, tetapi kayak enggak ada di
mata teman-teman kelompok yang lain. Contohnya begini, lagi ada tugas bikin
paper dan harus dipresentasiin, so pasti tiap kelompok wajib mendiskusikan tema
apa yang mau diangkat, nyari bahan bacaan dimana, mau ngerjain kapan, dsb. Nah
si tipe pendiam ini hanya memantau kegiatan diskusi teman-temannya dan gag ada
usulan apapun. Entah karena faktor malu mau ngomong, males, atau bahkan bingung
mau usul apaan. Pojok-pojoknya si tipe ini hanya mengikuti arus diskusi saja
dan ketika ditanyain
“Eh
gimana kamu setuju enggak sama bahasan yang tadi?”
Dia
Cuma jawab “Aku sih ngikut aja.”
“….”
zonk.
Iya
ikut sih boleh aja , tapi disisi lain pastinya setiap orang punya pendapat yang
berbeda-beda dong, bisa kita menyanggah atau ngasih tambahan gitu, jangan diam
aja. Nanti kalau semisal satu kelompok mengeluarkan ide gila buat nampilin
gambar-gambar aneh/keluar dari topik pas presentasi gitu apa iya kita mau diem
aja dan bilang “Saya Cuma ikutan aja,pak.” Zonk.
- Aktif Banget
Kalau
tipe yang kayak gini, kebalikan dari yang pendiem tadi. Tipe jenis ini tuh yang
diidamkan setiap kelompok karena bisa jadi orang yang punya usul paling banyak,
atau bahkan malah bisa jadi yang “paling mendominasi” diantara anggota kelompok
yang lain. Ciri-ciri orang kayak gini
itu ya pasti dia paling semangat waktu kumpul kalau kerja kelompok, paling
sering ngasih ide, atau bisa juga paling banyak menyanggah atau menambahi
usulan yang diberikan. Komunikasi yang baik pasti juga dimiliki sama orang
kayak gini, dan pastinya kelompok akan “hidup” dengan adanya tipe-tipe yang
kayak gini.
Tapi
kita juga perlu hati-hati sama tipe yang kayak gini, meskipun kita aktif tetapi
kita juga bisa menempatkan posisi yang baik. Misalkan kita mau membagi
kesempatan teman yang lain buat berbicara, jadi kita jangan asal “nerocos” aja.
Kalau ada yang mau nambahin usul ya kita persilahkan dengan baik. Dengan begitu
jalannya diskusi kelompok dapat selalu kondusif.
- Nggak Mau Disalahin
Ini
adalah tipe yang paling berbahaya dalam suatu kelompok. Ciri-ciri nya itu dia
ngotot mempertahankan pendapat yang dia punya, padahal menurut teman yang lain
pendapatnya kurang tepat atau bahkan nggak sesuai sama topik bahasan, tetapi
dia ngotot terus dan mertahanin pebdapatnya sampai akhir, nggak mau tau kalau
pendapatnya dia harus dimasukkan saat presentasi nantinya. Apa boleh buat kan,
daripada nantinya terjadi perang suku, atau perang bintang jadinya anggota
kelompok lain Menuhin keinginannya buat masukin pendapat dia saat presentasi.
Bisa dibayangin kan, wong jelas salah, masih nekat dipertahankan.
Akhirnya waktu giliran presentasi dan disanggah
sama dosen kalau jawabanya salah, orang tipe kayak gitu baru sadar atas
kelakuannya. Malu nggak? pasti malu banget. Apalagi imbasnya merembet ke
teman-teman yang lain.
Tetapi
di beberapa kasus banyak lho orang tipe yang nggak mau disalahin meski sudah
tau dia benar-benar salah. Kepepetnya orang ini bakalan ngeles terus di depan
kelompoknya. Siapa yang nggak jengkel coba kalau menemui kasus yang kayak gini.
Banyak-banyak evaluasi aja.
- Maunya Menang Sendiri
Tipe
ini tuh gampangnya begini, dia nggak mau jadi ketua kelompok tetapi dia yang
bebas nentuin tugas anggota kelompoknya. Atau dia mau jadi ketua kelompok
tetapi mendiskriminasi anggota yang lain dengan memberikan tugas seenaknya
sendiri. Misalkan dia yang jadi ketua
“Jadi
nanti yang cari bahan di perpus si A.”
“Terus
yang browsing jurnal di internet si B.”
“Yang
ngerangkum si C.”
“Yang
bikin paper si D.”
“Yang
bikin presentasi sama yang mresentasiin si E.”
(Anggotanya
pun langsung pada protes) “lhah terus kamu ngapain dong?”
“Aku
yang mimpin jalannya kegiatan kelompok.”
“…….??!!”
b)
Atau misalkan dia bukan ketua kelompok, tapi nggak mau tau
“Nanti
tugasmu yang bikin presentasi ya.”
“Eh
nggak mau, aku enggak bisa ndesain presentasi yang bagus.”
“Nggak
papa, ntar kita yang mbantu revisi kalo ada yang kurang.”
“Pokoknya
nggak mau.”
“Yaudah
kalau gitu kamu yang bikin paper.”
“Nggak
mau juga, aku ngga pinter kalo ngringkas bacaan.”
“hmmf,
yaudah kamu pengennya kerja apa ?”
“Aku?
aku yang ngeprint aja.”
“...."
Orang
kayak gini pengen disate rame-rame kali ya.
- Bijaksana
Nah,
tipe orang kayak gini itu bagaikan “malaikat” yang menyelamatkan kelompok dari
goncangan (emang gempa) alias perselisihan. Jadi tipe kayak gini itu pandai
menyesuaikan kondisi saat jalannya diskusi. Kalau suasana lagi bagus, orang ini
pasti bisa ngasih masukan secukupnya, menyanggah seperlunya, menambahi
sebisanya, atau bahkan diam-diam memantau dan mendengarkan orang lain yang lagi
bicara dengan tetap fokus pada yang dibicarakan. Kalau suasana lagi nggak
bagus, misalkan rebut-ribut tentang pembagian tugas yang biasanya pada
pilih-pilih kerjaan, si Bijaksana pasti mau mengalah buat ditempatin di bagian
kerja yang paling susah. Tipe kayak gini cocok banget buat dijadiin kepala suku
alias pemimpin kelompok.
- Nggak Mau Tahu
Ini
adalah tipe yang parah banget. Ilustrasinya gini
a)
“Eh besok ngerjain tugas ya, kamu ikutan
lho.”
“Itu
tugas kelompok ya? ah paling udah ada yang nyelesain.”
b)
“Eh
tugasmu nyari buku di perpus udah belum?”
“Lho
aku kan nggak tau tugasnya apaan, aku kemarin nggak masuk.”
“Lha
kan kemarin udah dikasih tau kalau ada diskusi kelompok, kamu malah nggak
datang.”
“Ah
besok aja ngerjainnya, ada yang bantuin ini.”
c)
“Eh nanti sore ketemuan ya, bahas tugas
kelompok.”
“Sori
aku ada acara, salam buat yang lain ya.”
Ngeselin
kan ? jangan mentang-mentang ini tugas kelompok bro, jadinya nyantai-nyantai
aja. Ciri-ciri nya itu kebanyakan alasan, selalu menghindar, sama lari dari
tanggung jawab. Tugas ini kan dibuat sama-sama otomatis juga ada pembagian
tugasnya dong. Lha kalau semisal ada satu orang aja yang gag ikut, bisa
dibayangin betapa kacaunya kegiatan dikusi yang akan dilakukan. Apalagi kalau
sampai kebagian jatah buat nyari referensi yang merupakan kunci utama agar
diskusi bisa berjalan.
Hati-hati
lho, tipe yang kayak gini resikonya tinggi, yaitu dipecat dari kelompok, alias
namanya dihapus dari daftar kelompok dan presentasi.
Demikian
sekelumit tipe-tipe orang kalau lagi kerja kelompok. Tipe mana yang sering
teman- teman temui ? dan teman-teman sendiri kira-kira nih masuk ke golongan
yang mana ? heheeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar