Film yang didedikasikan
sebagai pencegaham korupsi dari KPK ini menceritakan sebuah keluarga. Yang
terdiri dari ayah bernama Yan yang bekerja di perusahaan departemen perhubungan
yang sedang membuat proyek pelabuhan Muara Tanjung, ibu yang seorang dosen di
UI, eyang yang jago membuat kue, Firman anak pertama yang baru saja cerai dari
istrinya dan merupakan pengangguran, padahal ia sudah memiliki dua anak, Satria
anak kedua yang paling sukses dan mandiri yang bekerja pada kontraktor Ekajaya,
serta Dian si bungsu yang berpacaran dengan Hasan seorang anggota legislatif DPR, mereka sudah merencanakan untuk menikah
dan beberapa persiapan juga mulai dilakukan seperti membeli kain, kebaya, serta
tamu yang akan diuandang.
Yan memiliki sopir
pribadi bernama Jaka, ia memiliki istri bernama Nisa yang bekerja sebagai
pembantu rumah tangga di keluarga Yan.
Yan menghadapi masalah
dalam proyek pembuatan pelabuhan Muara Tanjung. Bermula ketika Satria bertemu
Hasan dan Sigit yang merupakan rekan kerja Hasan di kalangan legislatif di
sebuah pameran lukisan, dan meminta agar Yan segera menyelesaikan urusan tender
dan mempercepat kontraktornya. Hasan bisa mengatur anggaran di DPR. Satria yang
terpengaruh kemudian berbicara pada Yan. Ia mengatakan bahwa Hasan dapat
membantunya melalui jalan dalam/ jalan yang tidak jujur supaya tender Satria
yang menang.
Dari pertemuan Satria
dan Hasan itulah, Satria bertemu dengan Caca, yaitu adik Sigit. Merekapun
menjalin kasih.
Firman yang saat itu
menganggur sementara menjadi sopir ibunya untuk mengantarkan ke kampus UI.
Firman ditemani oleh Nisa sang pembantu. Dari kebersamaan itulah rupanya
diam-diam tumbuh cinta dari Firman. Ia membelikan baju, gelang, serta aksesoris
untuk Nisa dengan meminjam uang dari Firman. Ia juga sering blak-blakan dalam
merayu Nisa. Hal tersebut tidak diketahui Jaka yang merupakan suami Nisa.
Diam-diam Nisa juga memendam cinta kepada Firman. Perselingkuhan merekapun
terus terjadi.
Ada sesuatu yang tidak
beres dari proyek pelabuhan Muara Tanjung, Satria tidak mengetahui kalau
kontraktor Ekajaya yang menang tender jika tidak diberitahu oleh Hasan. Dialah
yang memberitahu bahwa ayah Satria yang akhirnya memenangkan tender anaknya
itu. Di satu sisi Yan, ayahnya tidak mengetahui jika tender anaknya yang menang
jika tidak diberitahu oleh pak Sul yang merupakan teman dekat Yan. Ternyata
Hasan yang mencarikan jalan dan membuat Satria menang tender . Hal itu
dicurigai Himawan dan karyawan perusahaan lain yang menuduh Yan memakan dan
menggelapkan uang suap dari tender Satria. Hal tersebut membuat martabat Yan
jatuh, dia memutuskan mundur dari perusahaan dan merasa ingin pensiun dini. Ditemani
Jaka sang supir, Yan memutuskan untuk beralih memanfaatkan waktunya memotret
pemandangan. Jaka yang juga suka memotret diberi kamera yang lumayan mahal dari
Yan.
Ternyata Satria bekerja
dengan tidak jujur. Ia mempekerjakan kakaknya, Firman untuk bekerjasama dengan
cara mengedropkan uang gelap/ uang cucuran korupsi tendernya bagi pihak-pihak
tertentu. Aksi ini ternyata dicium oleh KPK yang kemudian mengerahkan mata-mata
untuk mengawasi aksi pengedropan uang oleh Firman itu. Firman pun mendapat
komisi dari hasil kerjanya kepada Satria.
Atas kerja Satria
sebagai pemenang tender, membuat Pakdenya yang baru saja pulang dari Swiss
merasa bangga. Satria dapat mempersembahkan sebuah mobil baru untuk ibunya,
serta mempekerjakan sopir pribadi untuk mengantar jemput ibunya itu.
Namun rupanya, ibunya tidak
rakus harta. Beberapa hari kemudian ibunya mengembalikan kunci mobil baru itu
ke Satria yang diduga ada hubungannya dengan ayahnya yang pensiun dini.
Eyang sudah lama merasa
takut dan khawatir atas perilaku orang-orang tercintanya, yaitu anak dan cucunya.
Yan yang tiba-tiba ingin pensiun dini, Satria yang mendadak kaya serta Firman
yang kerjanya tidak jelas karena hanya bertugas mengedropkan uang/ undercover
perusahaan Satria. Eyang sudah berbicara serius pada Ibu dan meminta agar dapat
mengkondusifkan kembali situasi keluarganya itu.
Satria pergi ke kantor
ayahnya dulu dan menemui pak Himawan. Satria memberi suap 2 persen hasil dari
pembanguan pelabuhan. Boss Himawan menerima dengan senang hati uang itu. Satu
hal lagi yang diminta Satria agar pak Himawan meminta maaf pada ayah Satria dan
menangguhkan surat pengunduran dirinya. Pak Himawan mau menyanggupi asalkan
Satria membagi komisi 5 persen dari lima tender yang akan dimasuki Ekajaya. Rupanya
Himawan yang merupakan mantan boss Yan ini juga ikut korupsi. Mengetahui hal
itu keluar dari kantor Satria marah-marah. Firman yang menegtahui
ketidakberesan ini awalnya ingin berhenti bekerja dengan Firman, yang ditolak
mentah-mentah oleh Satria karena Firman sedikit banyak juga telah mendapatkan
persenan uang korupsi itu.
Di tengah ketegangan
yang terjadi, ada kabar bahwa eyang sakit patah pinggul dan harus melakukan
perawatan dengan segera.
Firman dan Satria
segera menuju rumah sakit, di satu tempat Hasan dengan Dian juga akan menyusul
ke rumah sakit. Mereka sedang berada di apartemen milik Hasan. Saat membantu
membereskan barang milik Hasan, Dian menemukan kaset, foto-foto, serta baju
anak di lemari Hasan. Sedikit curiga Dian menanyakan pada Hasan yang dijawab
bukan apa-apa olehnya. Padahal sebenarnya Hasan sudah memiliki istri dan
seorang anak. Hal tersebut disembunyikan dan Dian pun tidak mengetahuinya.
Beberapa hari kemudian
eyang pulang dan dapat kembali ke rumah meski menggunakan kursi roda sebagai
pembantu berjalan. Eyang juga memiliki pembantu baru yang merawatnya meski
masih berusia 17 tahun.
Sore hari saat
membereskan barang di lemari, Jaka melihat ada bungkusan putih milik Nisa, ia
penasaran lalu membukanya. Kagetlah ia bahwa isinya merupakan baju, gelang, dan
aksesoris mahal pemberian Firman yang disembunyikan oleh Nisa. Jaka merasa
sedikit kesal pada istrinya itu. Tetapi Ia belum mengetahui bahwa Nisa
selingkuh dengan Firman. Nisa pun menyadari bahwa Jaka sudah mengetahui
barang-barang pemberian Firman itu.
Beberapa hari kemudian
terjadi persiapan-persiapan di rumah menjelang pernikahan Dian dengan Hasan.
Karpet, sofa, serta hiasan bunga sudah diatur sedemikian rupa. Saat ibu sibuk
dengan persiapan pernikahan Dian, ia tidak sengaja melihat Firman dan Nisa yang
berpelukan mesra di samping rumah. Ia akhirnya mengetahui dengan nyata bahwa Firman
sangat mencintai Nisa, meskipun Nisa sudah bersuami. Tentu saja Ibu menentang
tindakan Firman tersebut.
Di malam sebelum acara
pernikahan, tiba-tiba ada tamu yang datang dan sangat mengejutkan karena
perempuan itu membawa anak kecil. Ia mengaku bahwa dirinya adalah istri Hasan
dan anaknya adalah anak Hasan. Dian yang mengetahui dirinya dibohogi sontak
menangis sejadi-jadinya sambil memeluk sang ayah dan ibu yang berusaha
menenangkan. Satria dan Firman yang merupakan kakak Dian tentu saja tidak
terima adiknya dibohongi. Firman spontan langsung menampar Hasan dan mengatakan
pernikahan harus batal. Celakanya setelah
bercakap-cakap dan Dian menyanggupi pembatalan pernikahannya, Satria
malah meminta Dian agar menersuskan acara pernikahannya dengan Hasan karena
alasan hubungan dengan relasi proyek kerja. Sontak Dian langsung menolak karena
tidak mau jadi korban sirkus politik Satria itu.
Esok harinya setelah
kejadian selesai, Jaka datang menemui Yan untuk mengundurkan diri menjadi
sopir. Ia yang akhirnya telah mengetahui hubungan Nisa dan Firman juga telah
memutuskan untuk bercerai dengan Nisa.
Eyang yang lebih banyak
diam memilih untuk melihat kenangan-kenangan manis jaman muda dulu melalui
album foto. Namun kemudian Eyang akhirnya meninggal dunia diatas album foto
itu.
Sepandai-pandainya
tupai melompat akhirnya jatuh juga. Bermula saat Firman yang sedang bertugas
mengedropkan uang gelap dari Satria akhirnya tertangkap basah oleh pihak KPK
dan langsung ditangkap. Begitu juga dengan tersangka suap lain seperti Sigit
dan Pak Himawan juga ditangkap. Satria walau sudah berusaha membakar dan
memusnahkan barang bukti akhirnya tertangkap juga. Mereka dikenakan tuduhan
korupsi dan diadili oleh KPK.
Perusahaan akhirnya
diambil alih oleh pak Sul, kerabat Yan. Yan memutuskan untuk tidak melanjutkan
pekerjaannya dan memilih tetap pensiun agar bisa istirahat serta merawat
cucu-cucunya yang merupakan dua anak Firman.
*Sekian*
PS : ini link untuk download filmnya : http://www.youtube.com/watch?v=Jm_8SZb_iV0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar